Astaxanthin, Antioksidan yang Luar Biasa


0912-196
PT.SOHO Industri Pharmasi melakukan gebrakan dengan menyelenggarakan road-show simposium di 7 kota besar di Indonesia, yaitu pada PIT X PERDOSKI di Anyer-Banten, 31 Oktober 2009; Jakarta, Medan, Semarang, Makassar, Surabaya, dan Denpasar, 1 - 7 Nopember 2009.
Hal yang disampaikan pada simposium tersebut adalah mengenai antioksidan astaxanthin yang luar biasa. Tidak tanggungtanggung, dalam roadshow tersebut pembicara ahli didatangkan langsung dari Jepang, yaitu Vincent Wood, M.Res., Ph.D dan Eiji Yamashita, Ph.D yang merupakan tim peneliti Astaxanthin. Pembicara dari dalam negeri juga tidak kalah menarik, yaitu Dr. Titi Moertolo, Sp.KK yang merupakan peneliti Astaxanthin oral dan topikal di Indonesia.
Spesies oksigen reaktif atau oksigen aktif merupakan pembunuh rahasia. Demikian disampaikan Vincent Wood, M. Res, Ph.D, dalam simposium “Antioxidant Symposium 2009: An Update on Clinical Research” di Hotel Four Seasons, Jakarta, atas kerja sama Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Cabang Jakarta Raya (PAPDI - JAYA) dan PT. Soho Industri Pharmasi. Wood menyampaikan bahwa oksigen aktif merusak berbagai jaringan di tubuh dengan mengaktifkan inflamasi melalui jalur NF-κB kinase. Oleh karena itu, diperlukan zat yang dapat mencegah proses yang dilakukan oleh oksigen aktif tersebut, yaitu antioksidan astaxanthin. Wood menjelaskan bahwa astaxanthin memberikan efek yang baik terhadap kesehatan mata, sindrom metabolik, kesehatan kulit, dan tingkat energi maupun kekuatan otot. Sementara itu, Dr.Yulita Lea juga menyertakan hipertensi, diabetes melitus tipe 2, dispepsia, dan infeksi Helicobacter pylori sebagai penyakit yang memperoleh efek baik dari astaxanthin.
Astaxanthin, dijelaskan Eiji Yamashita, yang ikut memberikan presentasinya di Pertemuan Ilmiah Tahunan X Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Indonesia (PERDOSKI) di Banten, paling banyak terdapat dalam mikroalga Haematococcus pluvialis. Untuk menjamin kemurnian dan kualitas astaxanthin yang paling tinggi, digunakan fotobioreaktor Biodome™ dan closed tank system, kemudian diolah oleh Fuji Chemical Industry Jepang. Hal tersebut dimaksudkan agar alga terlindungi maksimal dari polusi lingkungan.
Prof. DR. Dr. Askandar Tjokroprawiro, SpPD-KEMD dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa pemberian Asthin® Force 2-4 kapsul/hari selama 4 minggu memberikan efek yang baik pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2. Hasil penelitian diabetologis asal Surabaya ini menunjukkan berbagai efek baik yang dimiliki oleh astaxanthin tersebut, yakni antioksidan kuat, antiinflamasi, mengurangi kerusakan DNA, meningkatkan fungsi sel β-pankreas, meningkatkan sensitivitas insulin, memelihara mata termasuk retina dan otot silier, menurunkan tekanan darah, menurunkan gejala nefropati termasuk albuminuria, bersifat kardioprotektor, menurunkan apoptosis di otak, jantung, dan sel β-pankreas, serta menurunkan risiko karsinopati gaster dan baik bagi pasien sindrom metabolik, pradiabetes, dan DM tipe 2.
Peran antioksidan dalam pengobatan pasien DM tipe 2 juga disepakati Prof. DR. Dr. R.Djokomoeljanto, Sp.PD-KEMD dari RS Kariadi Semarang dan Dr. Dante Saksono, Sp.PD, Ph.D dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Menurut mereka, stres oksidatif yang dihasilkan radikal bebas akibat keadaan hiperglikemia dan tingginya asam lemak pada pasien DM dapat berujung pada progresifnya penyakit ini dan munculnya berbagai komplikasi DM tipe 2.
Dalam roadshow bersama pakar di 7 kota besar ini, PT. Soho Industri Pharmasi memperkenalkan Astaxanthin dalam bentuk sediaan baru, yaitu gel (Asthin® Force gel) dan sirup (Asthin® Force sirup). Selain itu, juga terdapatsoft capsule yang digabungkan dengan extramel® (Asthin® B-OND). Alasan ditambahkan Extramel® 10 mg adalah karena antioksidan ini sangat lengkap, yaitu mengandung Superoxide Dismutase (SOD), Katalase, Gluthathione, Coenzyme Q10, Lipoic Acid, dan lain-lain sehingga dapat menghambat semua radikal bebas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Asthin® B-OND memiliki kekuatan antioksidan 550-1000 kali vitamin E, 6000 kali vitamin C, 800 kali Coenzyme Q10, 560 kali ekstrak green tea, 75 kali α lipoic acid, 40 kali beta karoten, dan 17 kaligrape seed. Sementara itu, Asthin® Force gel yang mengandung AstaTROL® 0,02% dan kolagen 0,5% dapat melembutkan dan mengurangi kadar minyak kulit, meningkatkan elastisitas dan kekenyalan kulit, menipiskan flek hitam dan hiperpigmentasi, serta mencegah dan mengurangi keriput. Sedangkan Asthin® Force sirup dengan rasa jeruk nipis dapat dijadikan alternatif bagi pasien dewasa/lansia yang kesulitan menelan kapsul atau pasien anak dengan radikal bebas yang tinggi.
Efektivitas pemberian astaxanthin secara topikal dan kombinasi topikal-oral ini telah dibuktikan melalui penelitian klinis yang dilakukan Dr. Titi Moertolo, Sp.KK dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti pada melasma tipe epidermal. (Kholisah)

Sumber :http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2009/edisi-no-12-vol-xxxv-2009/133-kegiatan/196-astaxanthin-antioksidan-yang-luar-biasa